Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Sebagai Wadah Peningkatan Ketaatan Beribadah
Oleh : Cahya Nalendri
Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar nomer empat di dunia . Dan berdasarkan data dari BPS hampir 88% penduduk Indonesia beragama Islam . Hal ini membuat negara Indonesia sangat identik dengan Islam . Namun bagaimanakah nilai-nilai Islam dikalangan penduduk Indonesia khususnya para remaja Indonesia? Goethe Institut , melakukan survei terhadap 1.496 pemuda muslim Indonesia pada bulan Oktober dan November 2010 . Hasil dari survei tersebut memperlihatkan jika pemuda Indonesia masih menganggap agama penting bagi kehidupannya , hal ini terlihat dari 10 permasalahan yang diajukan dalam survei masalah tentang beragama yang taat dan beriman kepada Tuhan mendapatkan nilai yang tinggi dibanding dengan masalah lainnya.(Grafik 1)
Kesadaran akan pentingnya agama diperkuat dari lingkungan keluarga, hampir sekitar 72% pemuda Indonesia yang disurvei berasal dari keluarga yang beragama (Grafik 2). Selain lingkungan keluarga, pendidikan formal juga mempengaruhi . Sebagaimana kita tahu didalam pendidikan formal kita diajarkan tentang pendidikan agama dari hasil survei hanya 0,3% saja pemuda Indonesia yang tidak mendapatkan pendidikan formal, sehingga bisa kita simpulkan jika sebagian besar pemuda Indonesia telah mendapatkan pendidikan formal (Grafik 3)
Berdasar penjelasan diatas terlihat jika pemuda Indonesia sudah sadar akan pentingnya agama dan sudah mendapatkan pengetahuan agama melalui lingkungan keluarga yang beragama dan pendidikan formal . Namun apakah hal ini sudah mampu membuat para pemuda untuk taat menjalankan ibadah?
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Goethe Institut , ternyata dalam menjalankan ibadah shalat lima waktu, 40% pemuda Indonesia dalam kategori kadang-kadang (Grafik 4) , kategori ini paling tinggi dibanding dengan kategori lain (selalu, sering, tidak pernah , dan tidak tahu) dan dalam hal membaca Al –Quran 60% pemuda juga dalam kategori kadang-kadang (Grafik 5). Namun untuk ibadah puasa di bulan ramadhan 60% pemuda Indonesia selalu menjalankan ibadah tersebut (Grafik 5). Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa dengan pedidikan agama yang sudah mereka peroleh dari lingkungan keluarga dan pendidikan formal ketaatan mereka dalam menjalankan ibadah masih sangat kurang, khususnya untuk ibadah shalat lima waktu yang notabene wajib dan membaca Al-Quran ?
Dengan dasar inilah maka TPQ, Taman Pendidikan Al-Qur`an hadir untuk mengatasi masalah tersebut khususnya untuk generasi muda Indonesia selanjutnya yang menjadi aset berharga bagi bangsa Indonesia.
Apa sebenarnya TPQ itu ? Menurut Juknik Penyelenggaraan PAUD-TPQ, Kementrian Pendidikan Nasional .TPQ atau TPA adalah salah satu bentuk pendidikan nonformal yang ditujukan bagi anak-anak sejak lahir hingga usia 18 tahun yang berasal dari keluarga muslim dalam rangka menyiapkan generasi Qur`ani . Dari pengertian tersebut secara eksplisit terlihat jika tujuan dari TPQ adalah menghasilkan generasi yang cinta Al-Quran . Namun tujuan TPQ tidak hanya sebatas itu menurut Tim Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Depag RI), setidaknya ada 5 tujuan dari sebuah TPQ yaitu
• Santri mengagumi dan mencintai Al-Quran
• Santri mampu membaca AL-Quran dengan fasih dan lancar
• Santri melaksanakan shalat lima waktu secara benar dan teratur
• Santri dapat mengembangkan perilaku yang sesuai tuntunan agama islam
• Santri mampu menulis huruf arab
Untuk mencapai tujuannya , TPQ memiliki kurikulum yang mendukung tercapainya tujuan tersebut . Dalam buku Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA, Syamsudin MZ menjelaskan setidaknya ada 3 bahasan penting yang ada dalam kurikulum TPA yaitu
1. Materi Pokok
Setiap TPA/TPQ memiliki materi utama yang harus diajarkan kepada santrinya . Adapun materi tersebut adalah mengenai bacaan Iqra atau AL-Quran , hafalan bacaan shalat , hafalan surat pendek , latihan praktek shalat & amalan ibadah shalat , ilmu tajwid dan hafalan ayat pilihan .
2. Materi Penunjang
Materi ini terdiri dari doa & adab harian, disnul islam , dan tahsinul kitabah.
3. Materi Muatan Lokal
Selain memberikan materi dalam hal keagamaan , TPA/TPQ juga sebaiknya menyediakan materi muatan lokal untuk mengembangkan potensi anak seperti bahasa arab, bahasa inggis, olahraga serta beladiri .
Dengan kurikulum dan tujuan yang ingin dicapai , TPQ hadir sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memberikan penyelesaian masalah yang dialami oleh pemuda muslim saat ini yaitu kurangnya ketaatan dalam menjalankan ibadah khususnya shalat 5 waktu dan membaca Al-Quran. Melalui TPQ, para generasi penerus bangsa mampu memahami ajaran agama Islam dan senantiasa menjalankan ibadah sesuai dengan yang disyaratkan agama . Kurikulum yang ada di TPQ memberikan ruang bagi para santri untuk lebih intensif mempelajari agama Islam. Materi yang diberikan TPQ membantu para santri untuk menghafal gerakan dan bacaan shalat , serta mempelajari bacaan Al-Quran . Dengan bekal yang didapatkan melalui TPQ , santri akan lebih mengerti dan lancar membaca Al-Quran serta menghafal bacaan shalat sehingga mereka tidak mengalami kesulian dalam membaca Al-Qur`an dan tertanam dalam diri mereka bahwa shalat lima waktu merupakan ibadah wajib yang harus dijalankan oleh setiap muslim. Karena salah satu hal yang yang menyebabkan jarangnya generasi muda membaca Al-Quran adalah mereka merasa sulit dan kurang lancar membaca Al-Quran. Sehingga melalui TPQ ketaatan mereka untuk menjalankan kedua ibadah tersebut menjadi meningkat .
Lalu apakah tingginya ketaatan beribadah berdampak pada kehidupan generasi muda? Ya, ketaatan beribadah ternyata mampu berdampak pada perilaku seseorang . Dalam skripsi yang berjudul “Hubungan Religiusitas Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Krobokan Semarang Barat” yang dibuat oleh Fajar Budi mahasiswa walisongo , menyatakan kesimpulan jika terdapat hubungan antara religiusitas dengan kenakalan remaja . Hubungan itu menjelaskan jika semakin tinggi tingkat religiusitas maka tingkat kenakalan remaja semakin rendah dan sebaliknya. Religiusitas seorang bisa dilihat dari bagaimana mereka memahami ajaran agama dan ketaatan mereka dalam beribadah ,dan TPQ merupakan salah satu tempat untuk meningkatkan religiusitas generasi muda saat ini, sehingga melalui TPQ kenakalan remaja yang sekarang ini marak terjadi bisa di minimalisir .
Lampiran Grafik
Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar nomer empat di dunia . Dan berdasarkan data dari BPS hampir 88% penduduk Indonesia beragama Islam . Hal ini membuat negara Indonesia sangat identik dengan Islam . Namun bagaimanakah nilai-nilai Islam dikalangan penduduk Indonesia khususnya para remaja Indonesia? Goethe Institut , melakukan survei terhadap 1.496 pemuda muslim Indonesia pada bulan Oktober dan November 2010 . Hasil dari survei tersebut memperlihatkan jika pemuda Indonesia masih menganggap agama penting bagi kehidupannya , hal ini terlihat dari 10 permasalahan yang diajukan dalam survei masalah tentang beragama yang taat dan beriman kepada Tuhan mendapatkan nilai yang tinggi dibanding dengan masalah lainnya.(Grafik 1)
Kesadaran akan pentingnya agama diperkuat dari lingkungan keluarga, hampir sekitar 72% pemuda Indonesia yang disurvei berasal dari keluarga yang beragama (Grafik 2). Selain lingkungan keluarga, pendidikan formal juga mempengaruhi . Sebagaimana kita tahu didalam pendidikan formal kita diajarkan tentang pendidikan agama dari hasil survei hanya 0,3% saja pemuda Indonesia yang tidak mendapatkan pendidikan formal, sehingga bisa kita simpulkan jika sebagian besar pemuda Indonesia telah mendapatkan pendidikan formal (Grafik 3)
Berdasar penjelasan diatas terlihat jika pemuda Indonesia sudah sadar akan pentingnya agama dan sudah mendapatkan pengetahuan agama melalui lingkungan keluarga yang beragama dan pendidikan formal . Namun apakah hal ini sudah mampu membuat para pemuda untuk taat menjalankan ibadah?
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Goethe Institut , ternyata dalam menjalankan ibadah shalat lima waktu, 40% pemuda Indonesia dalam kategori kadang-kadang (Grafik 4) , kategori ini paling tinggi dibanding dengan kategori lain (selalu, sering, tidak pernah , dan tidak tahu) dan dalam hal membaca Al –Quran 60% pemuda juga dalam kategori kadang-kadang (Grafik 5). Namun untuk ibadah puasa di bulan ramadhan 60% pemuda Indonesia selalu menjalankan ibadah tersebut (Grafik 5). Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa dengan pedidikan agama yang sudah mereka peroleh dari lingkungan keluarga dan pendidikan formal ketaatan mereka dalam menjalankan ibadah masih sangat kurang, khususnya untuk ibadah shalat lima waktu yang notabene wajib dan membaca Al-Quran ?
Dengan dasar inilah maka TPQ, Taman Pendidikan Al-Qur`an hadir untuk mengatasi masalah tersebut khususnya untuk generasi muda Indonesia selanjutnya yang menjadi aset berharga bagi bangsa Indonesia.
Apa sebenarnya TPQ itu ? Menurut Juknik Penyelenggaraan PAUD-TPQ, Kementrian Pendidikan Nasional .TPQ atau TPA adalah salah satu bentuk pendidikan nonformal yang ditujukan bagi anak-anak sejak lahir hingga usia 18 tahun yang berasal dari keluarga muslim dalam rangka menyiapkan generasi Qur`ani . Dari pengertian tersebut secara eksplisit terlihat jika tujuan dari TPQ adalah menghasilkan generasi yang cinta Al-Quran . Namun tujuan TPQ tidak hanya sebatas itu menurut Tim Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Depag RI), setidaknya ada 5 tujuan dari sebuah TPQ yaitu
• Santri mengagumi dan mencintai Al-Quran
• Santri mampu membaca AL-Quran dengan fasih dan lancar
• Santri melaksanakan shalat lima waktu secara benar dan teratur
• Santri dapat mengembangkan perilaku yang sesuai tuntunan agama islam
• Santri mampu menulis huruf arab
Untuk mencapai tujuannya , TPQ memiliki kurikulum yang mendukung tercapainya tujuan tersebut . Dalam buku Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA, Syamsudin MZ menjelaskan setidaknya ada 3 bahasan penting yang ada dalam kurikulum TPA yaitu
1. Materi Pokok
Setiap TPA/TPQ memiliki materi utama yang harus diajarkan kepada santrinya . Adapun materi tersebut adalah mengenai bacaan Iqra atau AL-Quran , hafalan bacaan shalat , hafalan surat pendek , latihan praktek shalat & amalan ibadah shalat , ilmu tajwid dan hafalan ayat pilihan .
2. Materi Penunjang
Materi ini terdiri dari doa & adab harian, disnul islam , dan tahsinul kitabah.
3. Materi Muatan Lokal
Selain memberikan materi dalam hal keagamaan , TPA/TPQ juga sebaiknya menyediakan materi muatan lokal untuk mengembangkan potensi anak seperti bahasa arab, bahasa inggis, olahraga serta beladiri .
Dengan kurikulum dan tujuan yang ingin dicapai , TPQ hadir sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memberikan penyelesaian masalah yang dialami oleh pemuda muslim saat ini yaitu kurangnya ketaatan dalam menjalankan ibadah khususnya shalat 5 waktu dan membaca Al-Quran. Melalui TPQ, para generasi penerus bangsa mampu memahami ajaran agama Islam dan senantiasa menjalankan ibadah sesuai dengan yang disyaratkan agama . Kurikulum yang ada di TPQ memberikan ruang bagi para santri untuk lebih intensif mempelajari agama Islam. Materi yang diberikan TPQ membantu para santri untuk menghafal gerakan dan bacaan shalat , serta mempelajari bacaan Al-Quran . Dengan bekal yang didapatkan melalui TPQ , santri akan lebih mengerti dan lancar membaca Al-Quran serta menghafal bacaan shalat sehingga mereka tidak mengalami kesulian dalam membaca Al-Qur`an dan tertanam dalam diri mereka bahwa shalat lima waktu merupakan ibadah wajib yang harus dijalankan oleh setiap muslim. Karena salah satu hal yang yang menyebabkan jarangnya generasi muda membaca Al-Quran adalah mereka merasa sulit dan kurang lancar membaca Al-Quran. Sehingga melalui TPQ ketaatan mereka untuk menjalankan kedua ibadah tersebut menjadi meningkat .
Lalu apakah tingginya ketaatan beribadah berdampak pada kehidupan generasi muda? Ya, ketaatan beribadah ternyata mampu berdampak pada perilaku seseorang . Dalam skripsi yang berjudul “Hubungan Religiusitas Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Krobokan Semarang Barat” yang dibuat oleh Fajar Budi mahasiswa walisongo , menyatakan kesimpulan jika terdapat hubungan antara religiusitas dengan kenakalan remaja . Hubungan itu menjelaskan jika semakin tinggi tingkat religiusitas maka tingkat kenakalan remaja semakin rendah dan sebaliknya. Religiusitas seorang bisa dilihat dari bagaimana mereka memahami ajaran agama dan ketaatan mereka dalam beribadah ,dan TPQ merupakan salah satu tempat untuk meningkatkan religiusitas generasi muda saat ini, sehingga melalui TPQ kenakalan remaja yang sekarang ini marak terjadi bisa di minimalisir .
Lampiran Grafik
Referensi
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1-2006-fajarbudih-1444-skripsi_-1.pdf
http://www.goethe.de/ins/id/pro/jugendstudie/jugendstudie_id.pdf
Departemen Pendidikan Agama Republik Indonesia
Syamsudin MZ, K. T. (1998). Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA. Jakarta: LPPTKA BKPRMI Pusat.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1-2006-fajarbudih-1444-skripsi_-1.pdf
http://www.goethe.de/ins/id/pro/jugendstudie/jugendstudie_id.pdf
Departemen Pendidikan Agama Republik Indonesia
Syamsudin MZ, K. T. (1998). Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA. Jakarta: LPPTKA BKPRMI Pusat.